Disadur dari : Indian Journal of Science and Technology, Vol. 4, No. 2, February 2011, ISSN: 0974-6846)
Translation by Khairiah Ata
DAN ORANG BIASA
Vishaw Gaurav, Mandeep Singh, dan Sukhdev Singh
Departemen Pendidikan Fisika (T), Universitas Guru Nanak Dev, Amritsar-143005, Punjabi, India
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan ciri-ciri somatik dan komposisi tubuh antara pemain bola volli dan orang biasa. 48 subjek laki-laki muda (pemain bola volli: N= 24 orang dan orang biasa: N= 24 orang) dari kelompok umur 18-25 tahundipilih secara acak dari berbagai perguruan tinggi yang berafiliasi dengan universitas Nanak Dev, Amritsar, Punjabi, India. Semua peserta diukur tinggi, berat, luas bidang dada, keliling badan, dan ketebalan lipatan kulit (lemak). Uji t sampel independen menunjukkan bahwa pemain bola volli memiliki tinggi badan lebih tinggi secara signifikan (p<0,05), dibandingkan dengan orang biasa. Para pemain bola volli juga memiliki massa tubuh ramping jauh lebih besar (p<0,01) dan komponen ektomorpik (p<0,05) dibandingkan orang biasa. Orang biasa memiliki persentase lemak tubuh secara signifikan lebih besar dan total lemak tubuh (p<0,05) dibandingkan dengan pemain bola volli. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pemain bola volli memiliki persentase lemak tubuh lebih tinggi dengan tinggi dan berat badan yang lebih rendah daripada rekan-rekan internasional mereka. Investigasi lebih lanjut perlu diteliti lagi untuk mencari hubungan variable kebugaran dan variable fisiologis dengan kinerja bermain bola volli. Hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam investigasi pada pemilihan pemain, identifikasi bakat dalam bermain bola volli, dan pengembangan program pelatihan bola volli.
Kata kunci: ciri-ciri somatik, volli, olahraga, India, lemak tubuh
Pendahuluan
Jutaan orang bermain bola volli di seluruh dunia. Di banyak negara, permainan ini digolongkan sebagai salah satu olahraga kompetitif yang sangat top. FIVB (Federation of International de Volley Ball) adalah organisasi olahraga terbesar di dunia dengan 220 negara anggota afiliasi. Bola volli merupakan kegiatan olahraga di mana kondisi morfologi peserta mempengaruhi tingkat prestasi olahraga. Sehingga dapat diputuskan bahwa para pemain bola volli dibandingkan dengan sebagian besar atlet lainnya telah mengalami karakteristik anthropmorfologi khusus (Jankovic & Marelic, 1995; Ercolessi, 1999; Ugarkovic, 2004). Bola volli merupakan sebuah permainan bola cepat.ini adalah olahraga yang melibatkan usaha fisik intensif selama pelatihan dan kompetisi (Driss dkk, 1998). Kebugaran pemain bola volli bergantung pada kekuatan mereka, kondisi badan, dan kemampuan melompat (Smith dkk, 1992). Untuk mengevaluasi karakteristik fisik, pengukuran antropometrik, parameter komposisi tubuh seperti persentase lemak tubuh dan massa ramping tubuh (Lean Body Mass) serta komponen somatotype sering digunakan. Permainan olahraga ini berbasis kompleks dan sangat banyak keragaman variable yang meliputi factor fisik, fisiologis, psikologis, dan morfologi tubuh (ciri-ciri somatik dan komposisi tubuh). Pemain bola volli harus memiliki kondisi fisik yang besar terutama yang berkaitan dengan ciri-ciri somatik dan komposisi tubuh. Studi terbaru terhadap karakteristik fisik dari tubuh manusia menunjukkan bahwa karakteristik morfologi atlet memainkan peranan penting dalam keberhasilan pada olahraga tertentu. Tinggi tubuh, menjadi ciri karakteristik yang umum pada pemain bola volli secara signifikan dikondisikan oleh genetic (Milicerowa, 1973). Factor eksternal termasuk pelatihan dan beban awal tidak mempengaruhi variable ini (Zatsiorski, 1995; Zaporozanow & Sozanski, 1997). Bagaimanapun juga, massa badan lebih tinggi, adalah sebuah rintangan untuk pemain bola volli dalam melakukan lompatan terbaik (Bandypadhyay, 2007). Kondisi somatik sangat diperlukan dalam melakukan olahraga tingkat tinggi selama proses pemilihan yang memakan waktu yang lama sedangkan harmoni ciri somatik dan elemen khusus lainnya untuk permainan ini dapat dikembangkan dalam pelatihan selama bertahun-tahun (Socha, 2001). Dalam permainan bola volli, dibutuhkan jarring pemisah di tengah lapangan. Tinggi jarring 2,43 m untuk laki-laki dan 2,24 m untuk wanita. Jadi dalam hal ini dibutuhkan tinggi dan kemampuan melompat tinggi. Tes menunjukkan bahwa lemak tubuh mempengaruhi kemampuan melompat. Banyak peneliti berpendapat bahwa ukuran tubuh yang berbeda, bentuk, dan proporsi sangat bermanfaat dalam aktivitas fisik yang berbeda-beda (Malhotra dkk, 1972; Kansal dkk, 1986; Sidhu dkk, 1996). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini telah dilakukan pada pemain bola volli dan orang biasa di Universitas India untuk mengevaluasi ciri-ciri somatik dan komposisi tubuh.
Bahan dan Metode
Sampel: penelitian ini telah dilakukan pada 48 subjek laki-laki muda (pemain bola volli= 24 orang dan orang biasa= 24 orang) dari usia 18-25 tahun. Subjek dipilih secara acak dari berbagai perguruan tinggi yang berafiliasi dengan universitas Nanak Dev, Amritsar, Punjabi, India. Sebuah pernyataan tertulis telah dikumpulkan dari subjek. Penelitian ini didukung dan telah disetujui oleh komite etika daerah.
Pengukuran anthropometric: umur setiap subjek dihitung sejak tanggal lahir seperti yang tercatat dalam akte kelahiran. Tinggi subjek diukur dengan batang pengukur antropometrik mendekati nilai terdekat ke 0,5 cm. Berat subjek diukur dengan menggunakan mesin berat portabel mendekati nilai terdekat ke 0,5 kg. Pengukuran ketebalan lipatan kulit (lemak) subjek diukur dengan panduan kerampingan caliper lemak mendekati nilai terdekat ke 0,1 mm. Keliling badan diukur dengan pita baja mendekati nilai terdekat ke 0,5 cm. Lebar bagian tubuh diukur dengan menggunakan caliper digital.
Tabel 1. Nilai rata-rata dan standar deviasi ciri-ciri somatik dari pemain bola volli dan orang biasa
Pemain bola volli (N=24) | Orang biasa (N=24) | Nilai t | |||
Mean | SD | Mean | SD | ||
Tinggi (cm) | 182,71 | 6,36 | 172,16 | 4,507 | 6,62** |
Berat badan (kg) | 71,37 | 5,22 | 70,62 | 6,22 | 0,45 |
Endomorphy | 2,46 | 0,85 | 3,66 | 1,05 | 4,32** |
Mesomorphy | 4,28 | 1,13 | 3,25 | 0,99 | 3,37** |
Ektomorphy | 3,69 | 1,38 | 1,99 | 0,94 | 4,98** |
**Signifikan pada tingkat 0,1
Tabel 2. Nilai rata-rata dan standar deviasi komposisi tubuh dari pemain bola volli dan orang biasa
Variabel | Pemain bola volli (N=24) | Orang biasa (N=24) | Nilai t | ||
Mean | SD | Mean | SD | ||
Total lemak tubuh (kg) | 9,02 | 2,91 | 11,56 | 3,00 | 2,96** |
Massa ramping badan (kg) | 62,34 | 3,88 | 59,06 | 4,81 | 2,60* |
Persentase lemak tubuh | 12,52 | 3,34 | 16,25 | 3,43 | 3,80** |
Indeks massa tubuh | 21,45 | 2,12 | 23,84 | 2,04 | 3,96** |
*Signifikan pada tingkat 0,1, **Signifikan pada tingkat 0,05
Somatotip ditentukan dari persamaan berikut (Heath & Carter, 1990):
1. Endomorphy = -0,7182 + 0,1451 (X) – 0,00068 (X2) + 0,0000014 (X3) (X adalah jumlah dari supra-spinale, subscapular dan lipatan trisep yang benar perawakannya dengan mengalikan jumlah lipatan kulit dengan 170,18/cm tinggi badan).
2. Mesomorphy = (0,858 x lebar humerus) + (0,601 x lebar femur) + (0,188 x lingkar lengan yang benar) + (0,161 x lingkar betis yang benar) + (tinggi badan x 0,131) + 4,5 (lingkar lengan yang benar adalah ketebalan lingkar biseps lengan, lingkar betis yang benar adalah ketebalan lingkar betis)
3. Ektomorphy = (HWR x 0,732) – (28,58 (HWR adalah (cm tinggi badan/kg berat badan)1/3).
Lemak tubuh (%) seperti yang diperkirakan dari jumlah lipatan kulit dihitung menggunakan persamaan Siri (1956) dan Durnin & Womersley (1974). Persamaan regresi untuk memprediksi kepadatan tubuh dari log jumlah ketebalan lipatan kulit pada 4 golongan dalam mm sebagai berikut:
ü Kelompok usia 17-19 tahun: kepadatan tubuh (gm/cc) = 1,1620 – 0,0630 (X) (Durin & Womersley, 1974).
ü Kelompok usia 20-29 tahun: kepadatan tubuh (gm/cc) = 1,1631 – 0,0632 (X) (Durin & Womersley, 1974) di mana X = log (biseps+triseps+subscapular+suprailliac).
ü % lemak tubuh = (4,95/kepadatan tubuh – 4,5) x 100 (Siri, 1956).
ü Total lemak tubuh (kg) = (% lemak tubuh/100) x massa tubuh (kg).
ü Massa ramping tubuh (kg) = massa tubuh (kg) – total lemak tubuh (kg).
ü BMI (kg/m2) = (masa tubuh dalam kg) / (tinggi perawakan dalam m)2 (Meltzer dkk, 1988).
Analisis statistic: nilai disajikan sebagai nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD). Uji t sampel independen digunakan untuk menguji jika populasi diperkirakan dengan 2 sampel independen berbeda secara signifikan. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16.0 (Statitical Package for the Sosial Sciences, versi 16.0, SSPS Inc, Chicago, IL, USA).
Hasil
Tabel 1 menunjukkan mean dan SD ciri-ciri somatik antara kelompok pemain bola volli dan orang biasa. Dalam kasus perbedaan berat badan antara kelompok pemain bola volli dan kelompok orang biasa tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Pemain bola volli signifikan memiliki perawakan yang lebih besar (p<0,01) daripada kelompok orang biasa. Hasil temuan mengungkapkan bahwa pemain bola volliditemukan memiliki endomorpik rendah secara signifikan (p<0,01) tetapi memiliki rating tinggi pada tingkat komponen mesomorpik (p<0,01) dan ektomorpik (p<0,01). Hal ini terbukti dari tabel 2 yang menunjukkan bahwa pemain bola volli memiliki nilai signifikan lebih besar dalam persentase massa tubuh ramping daripada kelompok orang biasa. Massa tubuh tanpa lemak relative lebih berkontribusi untuk berat tubuh daripada lemak tubuh pada pemain bola volli. Pelatihan mereka telah menghasilkan pengembangan otot dalam bermain bola volli yang didukung oleh fakta yang cukup bahwa pemain bola volli memiliki tubuh rendah lemak (%) secara signifikan (p<0,01) dan BMI (p<0,01) daripada orang biasa.
Diskusi
Dalam penelitian ini, ciri-ciri somatik dan komposisi tubuh dari kelompok pemain bola volli dan kelompok orang biasa telah dievaluasi dan dibandingkan satu sama lain. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan antara pemain bola volli dengan orang biasa. Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa pemain bola volli lebih tinggi daripada orang biasa. Sandhu (1993) juga mengamati pemain bola volli, dalam setiap kelompok usia secara signifikan lebih tinggi daripada orang biasa dengan kecenderungan lebih ke arah ektomorpik. Dalam permainan bola volli, tim bersaing dengan memanipulasi keterampilan menusuk dan memblokir bola di atas kepala. Oleh karena itu, kehadiran pemain yang tinggi merupakan hal yang sangat diperlukan dalam keberhasilan tim bola volli. Para pemain bola volli dalam penelitian ini memiliki tinggi tubuh dan massa kerampingan tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan orang biasa. Dan yang paling penting adalah mengetahui bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam berat badan antara pemain bola volli dan orang biasa. Pemain bola volli memiliki nilai yang lebih besar dalam massa kerampingan tubuh daripada kelompok orang biasa. Menurut Parizkova (1977), LBM dibandingkan dengan total BW berkaitan erat dengan parameter fisiologis seperti konsumsi oksigen, output jantung, kapasitas vital, dan lain-lain. Menurut penelitian dari Bandyopadhyay (2007), pemain bola volli menunjukkan nilai LBM jauh lebih tinggi daripada olahraga non populasi. Parameter ini, termasuk semua jaringan tubuh kecuali untuk simpanan lemak, dianggap sebagai prasyarat utama untuk kinerja yang baik dalam permainan bola volli. Pemain bola volli dalam penelitian ini memiliki tinggi dan persentase massa kerampingan tubuh lebih besar daripada para pemain bola volli dari Benggala Barat, yang dipelajari oleh Bandyopadhyay (2007) sedangkan mereka lebih pendek dan lebih ringan dari rekan-rekan internasional mereka (Gualdi-Russo & Zaccagni, 2001; Gabbett, 2008; Morques & Marinho, 2009). Nilai somatotip dari puluhan pemain bola volli dalam penelitian ini adalah 2,4-4,2-3,6 dan mereka dilaporkan sebagai mesomorpik dan ektomorpik. Hasil ini tidak didapati dalam penelitian (Gualdi-Russo & Zaccagni, 2001) yang melaporkan pemain bola volli sebagai mesomorpik seimbang. Di sisi lain, ciri somatik puluhan pemain bola volli dalam penelitian sekarang sesuai denagn pemain bola volli di Indonesia yang menunjukkan somatotip mesomorpik-ektomorpik dengan nilai somatotip 2,4-3,5-3,7 (Rahmawati dkk, 2007).
Pengamatan dalam penyelidikan ini menunjukkan kegemukan yang lebih tinggi di kalangan orang biasa daripada olahragawan. Selain itu, menurut indeks massa tubuh (BMI), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang biasa memiliki jumlah lebih besar dari massa lemak tubuh dibandingkan dengan pemain bola volli. Berdasarkan hasil penelitian ini, kita dapat mengamati ciri-ciri somatik dan karakteristik komposisi tubuh dari pemain bola volli dan orang biasa. Dalam permainan bola volli, karakteristik antropometrik, ciri-ciri somatik, komposisi tubuh bersama-sama dengan variable psikologis, fisiologis, dan teknis berhubungan erat dalam penilaian dan keberhasilan atlet.
Kesimpulan
Ada perbedaaan yang signifikan dalam ciri-ciri somatik dan komposisi tubuh antara pemain bola volli dan rang biasa. Para pemain bola volli secara signifikan lebih tinggi dan memiliki lebih sedikit jaringan subkutan dengan lebih komponen ektomorpik daripada orang biasa. Pemain bola volli juga memiliki massa tubuh lebih ramping daripada orang biasa. Persentase lemak tubuh dan total lemak tubuh juga lebih sedikit pada pemain bola volli. Data yang lebih banyak akan membantu penelitian variable kebugaran dan variable fisiologis untuk menilai hubungan antara keduanya dalam mempengaruhi keberhasilan dalam permainan bola volli.
Aplikasi Praktis
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan acuan terhadap ciri-ciri somatik dan komposisi tubuh bagi para pemain bola volli di tingkat universitas. Penelitian ini akan membantu pelatih untuk memahami ciri-ciri somatik dan karakteristik komposisi tubuh dalam menyeleksi para pemain bola volli.
Referensi
1. Bandyopadhyay A (2007) Anthropometry and body composition in soccer and volleyball players in West Bengal, India. J. Physiol. Anthropol. 26(4), 501-505.
2. Heath BH and Carter JE (1990) Somatotyping: Development and applications, 1st edn. NY: Cambridge Univ. Press.
3. Durnin JVJA and Womerseley J (1974) The body fat assessed from total body density, estimation from skinfold thickness measurements on 481 men and women age from 16-72 years. Brit. J. Nutr. 32, 77-97.
4. Driss T, Vandewalle H and Monod H (1998) Maximal power and force velocity relationships during cycling and cranking exercises in volleyball players. Correlation with the vertical jump test. J. Sports Med. Phys. Fitness. 38(4), 286–293.
5. Ercolessi D (1999) La caduta dal salto. Super Volley. 1, 79-82.
6. Gabbett TJ (2008) Do skill-based conditioning games offer a specific training stimulus for junior elite volleyball players? J. Strength Conditioning. 22(2), 509-517.
7. Gabbett TJ (2002) Physiological characteristics of junior and senior rugby league players. Br. J. Sports Med. 36, 334-339.
8. Gualdi-Russo E and Zaccagni L (2001) Somatotype, role and performance in elite volleyball player. J. Sports Med. Phys. Fitness. 41, 256–262.
9. Jankovic V and Marelic N (1995) Odbojka. (Volleyball). Fakultet za fizičku kulturu, Faculty of physical education zagreb, pp7-9.
10. Kansal DK, Gupta N and Gupta AK (1986) A study of intrasport differences in physique of Indian University football players. In: James APD (ed.) Perspectives in kinanthropometry, human kinetics publishers, champaign.
11. Marques MC and Marinho DA (2009) Physical parameters and performance values in starters and nonstarters volleyball players: A brief research note. Motricidade. 5(3), 7-11.
12. Malhotra MS, Ramaswamy SS, Joseph NT and Sen Gupta J (1972) Functional capacity and body composition of Indian athletes. Ind. J. Physiol Pharma. 16, 301.
13. Meltzer A, Mueller W, Annegers J, Grimes B and Albright D (1988) Weight history and hypertension. J. Clin. Epidemiol. 41, 867–874.
14. Milicerowa H (1973) Somatic traits as a main criterion in the process of sport selection. AWF Warszawa. 5, 51-109.
15. Parizkova J (1977) Body fat and physical fitness. Nijhoff: The Hague. pp:32-37.
16. Rahmawati NT, Budiharjo S and Ashizawa K (2007) Somatotypes of young male athletes and non-athlete students in Yogyakarta, Indonesia. Anthropol. Sci. 115, 1- 17.
17. Siri WE (1956) The gross composition of the body. Adv. Biol. Med. Phys. 4, 256–280.
18. Siri WE (1961) Body composition from fluid space and density. In: Brozek J, Hanschel A. Techniques for measuring body composition. Washington: National academy of science. pp:223-224.
19. Sandhu SS (1993) A study of relationship between anthropometric measurements and physical performance of volley ball players at different level of competition. Ph. D thesis unpublished, Punjab University, Patiala.
20. Sidhu LS, Singh J, Singh SO and Kaur G (1996) Morphological characteristics of sports boys ranging in age from 11 to 19 years. Ind. J. Sports. Sci. Phy. Edu. 8(1), 37-49.
21. Socha ST (2001) Women’s sport – A challenge of the science. Sport Wyczynowy. 3-4, 5–10 (In Polish).
22. Smith DJ, Roberts D and Watson B (1992) Physical, physiological and performance differences between Canadian national team and universiade volleyball players. J. Sports Sci. 10(2), 131–138.
23. Ugarkovic D (2004). Biomedicinske osnove sportske medicine (Biomedical foundations of sports medicine). Novi Sad.
24. Zatsiorski VM (1995) Science and practice of strength training. Human Kinetics. pp:130.
25.Zaporozanow W and Sozanski H (1997) Selection process and predisposition for sport. RCMSzKFiS,
Warszawa. p:114.
Warszawa. p:114.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda berkomentar dengan bahasa yang sopan.